Minggu, 23 Desember 2012

Leaderism#10: Bawahan Baik Jadi Atasan Baik

Oleh:  Dadang Kadarusman


Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Semua orang yang belum menjadi atasan, ingin menjadi atasan yang baik. Tepatnya, semua percaya bahwa jika kelak dirinya menjadi seorang atasan; tentu mereka bisa menjadi atasan yang baik. Kepercayaan ini setengahnya merupakan sifat percaya diri, dan setengahnya lagi tidak lebih dari sekedar klaim kosong belaka. Sebenarnya sekedar klaim juga tidak apa-apa jika memang bisa dibuktikan dengan kemampuan yang sesungguhnya. Tapi, bagaimana mengetahui jika kita bisa menjadi atasan yang baik sebelum kita benar-benar menjadi atasan? Bukankah orang yang sudah menjadi atasan pun banyak yang tidak bisa membuktikan klaim keyakinannya itu?
 
Ayah saya – seorang petani – bisa meramalkan bibit yang kelak bisa menghasilkan pohon yang banyak buahnya. Yaitu, bibit yang diambil dari buah yang bagus. Artinya, kalau Anda ingin mendapatkan pohon yang berbuah bagus, maka Anda harus mengambil biji dari buah yang bagus. Begitu pula dengan calon pemimpin dimasa depan. Ada cara sederhana untuk ‘meramalkan’ apakah seseorang bisa menjadi atasan yang baik, kelak. Lihat saja kualitas pribadinya ketika dia menjadi bawahan. Jika seseorang sanggup menjadi bawahan yang baik untuk atasannya maka dia punya peluang besar untuk menjadi atasan yang baik nantinya. Seseorang yang tidak bisa menjadi bawahan yang baik? Kecil sekali peluangnya untuk menjadi atasan yang baik. Bagaimana mungkin bisa menjadi atasan yang baik jika dia tidak sanggup menjadi bawahan yang baik.  
 
Menjadi bawahan yang baik itu tidak berarti menjadi pribadi yang ‘Yes, Mam’ atau ‘Yes Sir’ belaka kok. Karena mereka yang ABS tidak termasuk bawahan yang baik. Bawahan yang baik itu ada kalanya harus menjari supporter kuat bagi atasannya. Dan ada kalanya, harus menjadi sparing partner yang tangguh. Seorang sparing partner tidak pasrah begitu saja menerima apapun yang dilakukan atasannya. Dia menangkis, menghindar, bahkan menyerang. Dalam hubungan atasan dan bawahan, sparing partner berarti menempatkan diri sebagai orang yang sanggup memberikan masukan kepada atasan, melengkapi hal-hal yang masih kurang, atau menawarkan alternatif dan solusi yang lebih baik. Ketika menjadi sparing partner itulah seseorang secara tidak langsung melatih dirinya menjadi seorang atasan.
 
Bagaimana seandainya dia dipimpin oleh atasan yang buruk? Tidak ada bedanya. Malahan, atasan yang buruk dalam banyak situasi bisa menempanya dengan lebih intensif. Ingat istilah kawah candra dimuka? Itu adalah kawah tempat para ksatria ditempa. Kawah yang sangat panas sehingga hanya pribadi-pribadi yang benar-benar tangguh dan tahan banting saja yang bisa lulus dari ujian terberatnya. Atasan yang buruk, sering lebih mampu memainkan fungsi sebagai kawah candra dimuka. Ketika atasan buruk bersikap lembek, maka kelembekannya menjadi contoh betapa sikap lembek yang tidak pada tempatnya melemahkan kualitas kepemimpinan seseorang. Ketika atasan yang buruk bersikap kasar, maka kekasarannya itu menjadi pelajaran berharga bagaimana seharusnya seorang atasan memperlakukan anak buahnya.
 
Kalau dipimpin oleh atasan yang baik, kelihatannya tidak perlu kita bahas panjang lebar. Karena, mendapatkan pemimpin yang baik itu merupakan sebuah anugerah yang tiada ternilai, bukan? Beruntung sekali kalau kita mendapatkan atasan yang baik. Maka pertanyaanya kemudian adalah; seandainya kelak kita menjadi seorang atasan, apakah anak buah kita akan mendapatkan keberuntungan itu atau tidak?
 
Untuk memastikan hal itu, kita mesti belajar menjadi bawahan yang baik untuk atasan kita terlebih dahulu. Jika saat ini Anda belum menjadi atasan; maka ini adalah saat yang paling tepat untuk memulai proses pembelajaran itu. Sekalipun – misalnya – sekarang Anda dipimpin oleh atasan yang kurang baik, namun Anda punya kesempatan untuk mempelajari; hal-hal yang perlu Anda hindari ketika memimpin orang lain nanti.
 
Misalnya. Jika atasan Anda plin-plan. Tidak enak dipimpin atasan plin-plan, bukan? Bagaimana memastikan kelak kita tidak menjadi atasan plin-plan seperti dirinya. Jika atasan Anda yang sekarang tidak adil, pilih kasih, suka membeda-bedakan berdasarkan selera pribadinya saja; maka Anda bisa merasakan betapa sakitnya dipimpin dengan atasan seperti itu. Jika atsan Anda hanya bisa memerintah saja, tanpa mau peduli kesulitan anak buahnya dilapangan; Anda tahu itu bukan cara memimpin yang tepat. Apapun yang dilakukan atasan buruk Anda, merupakan pelajaran penting untuk menjadikan diri Anda atasan yang baik dimasa depan.
 
Dan jika atasan Anda itu memimpin dengan cara yang baik, maka Anda bisa belajar dengan merasakan; bagaimana perasaan seorang anak buah ketika dipimpin oleh atasan yang baik. Sehingga Anda bisa memperkirakan; bagaimana perasaan anak buah Anda, ketika Anda memimpin mereka kelak. Yang jelas, seorang atasan yang baik itu tidak dihasilkan dari jenis anak buah yang buruk saat ini. Atasan yang baik, dihasilaknd ari sikap dan perilaku yang baik ketika dia menjadi bawahan.
 
Jika kita menjadi anak buah yang buruk saat ini, maka kita mungkin akan menjadi atasan yang butuk nanti. Tapi, jika sekarang kita bisa menjadi anak buah yang baik; kita bisa menjadi atasan yang hebat kelak. Jadi, apapun jenis atasan yang Anda dapatkan sekarang – bersyukurlah – karena melalui bentuk kepemimpinan atasan itu; Anda bisa belajar menjadi atasan yang baik, untuk anak buah Anda kelak. Ingin menjadi atasan yang baik? Yuk kita terlebih dahulu praktek menjadi anak buah yang baik. Yang tetap bersikap dan berperilaku baik. Berkontribusi baik. Dan mengambil pelajaran yang baik, di setiap situasi yang kita hadapi. Insya Allah, kelak kita menjadi atasan yang baik.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman 7 Agustus 2012
 
Catatan Kaki:
Seperti buah yang buruk tidak menghasilkan bibit pohon yang baik, bawahan yang buruk tidak mungkin menjadi atasan yang baik.
 
Ingin mendapa
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman

Bagaimana Nasib Kita Saat Globalisasi Tiba???


Oleh : Made Teddy Artiana

Cilacap, 3 Juli 2012
Tulisan ini kutulis saat sedang menempati mess khusus di tengah ratusan para profesional dari Beijing yang dipekerjakan di proyek.

Dihire oleh perusahaan internasional China dalam sebuah pembuatan company profile seperti ini jelas merupakan sebuah petualangan mengasyikkan buatku dan teamku Tjampuhan Indonesia.

Caveat bagi Indonesia Inc.!


Oleh: Andre Vincent Wenas

“Sapere aude! (beranilah berpikir mandiri!)” – semboyan abad pencerahan Eropa.

***

    Disaat sukubunga simpanan rata-rata di kawasan Eropa ada di kisaran titik
nadir (sekitar 1%, bahkan kurang), maka – diduga – banyak “uang nganggur” dari
para trilyuner Indonesia (juga pemodal asing) yang (kembali) diparkir di
Indonesia yang nota bene masih menawarkan suku bunga deposito yang jauh lebih
menawan (sekitar 5%-6%). Likuiditas yang tinggi ini seyogianya segera
dimanfaatkan – terutama oleh pemerintah – lewat pelbagai instrumennya agar bisa
disalurkan ke sektor riil.

Sabtu, 22 Desember 2012

Personalism#12: Pura-pura Tidak Mampu



Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Pura-pura tidak mampu. Ini kalimat yang agak mengada-ada. Memangnya ada ya orang yang pura-pura tidak mampu? Kelihatannya sih demikian. Buktinya, cukup banyak juga orang yang sebenarnya bisa mengerjakan tugas-tugas menantang yang cukup sulit, namun lebih suka menghindarinya. Di dunia olah raga, juga ada yang berpura-pura tidak sanggup mengalahkan lawannya. Para atlit punya tujuan yang jelas mengapa mereka berpura-pura kalah. Mereka membiarkan lawan menang, agar pada pertandingan berikutnya tidak berhadapan dengan lawan yang berat. Itu bagian dari strategy bertanding, meskipun dianggap bertentangan dengan sportivitas. Tapi di dunia kerja, apa tujuan orang berpura-pura tidak mampu?
 

Karyawan Bersuara Emas


Oleh:  Hendrik Ronald

2 hari yang lalu saya naik salah satu maskapai penerbangan di Indonesia. Saya meminta makanan vegetarian. Itu adalah yang ke-3 kalinya saya makan hidangan vegetarian di sana. Namun ternyata saya terus dihidangkan makanan yang persis sama. Saya lalu memberikan saran kepada flight attendant-nya (pramugari) agar ada variasi menu.

Mereka merespon saya seperti ini, “Pak, bapak tulis di customer suggestion form saja yah. Soalnya suara bapak lebih kuat. Suara kami tidak didengarkan. Kalau customer yang ngomong pasti lebih didengarkan.”

Personalism#11: Berdiam Diri VS Memperbaiki Diri


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Mudah-mudahan Anda masih ingat kisah tentang Kepiting air payau yang mati didalam air tawar kemarin. Selain memberi inspirasi untuk menjadi pemimpin yang memahami kebutuhan anak buahnya, kejadian itu juga memberi inspirasi tentang pengelolaan diri sendiri. Oleh karena itu, ijinkan saya berbagi dengan Anda tentang pelajaran lain yang bisa kita petik dari kejadian itu. Mari mulai dengan pertanyaan agak pilon ini: Apa sih bedanya kita dengan kepiting?
 

The Fine Day 01.08.2012 : "Nasib itu diciptakan!"



Dear Sahabat MnL yang penuh imajinasi,

Selamat siang,

Jumpa lagi dengan saya dalam momen "The Fine Day" 1 Agustus 2012, dan kali ini saya akan berbagi dengan tema:


"NASIB ITU DICIPTAKAN!"

Minggu, 28 Oktober 2012

DIPERLUKAN SUMPAH PEMUDA JILID-2 ?


Refleksi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928-2012:

DIPERLUKAN SUMPAH PEMUDA JILID-2 ?
Oleh: Ratmaya Urip*)

Spirit Sumpah Pemuda Jilid Pertama yang berkumandang pada tanggal 28 Oktober 1928, telah membawa bangsa ini menuju kemerdekaan. Semangatnya telah membawa bangsa ini untuk bersatu. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa telah mengekalkan kesatupaduan hasrat untuk bebas dari penjajahan. Yang akhirnya dapat menjadi kenyataan, meskipun dengan perjuangan yang membawa korban jiwa dan harta benda, dalam semangat ideologis yang membahana dalam jiwa dan raga. Itu semua dilakukan oleh generasi muda di jamannya dulu.

Sedangkan apa yang terjadi hari ini, dan bagaimana sikap pemuda hari ini? itulah yang nampaknya menjadi PR besar bagi bangsa ini.

5C- SEBAGAI SOLUSI KOMPREHENSIF DAN HOLISTIK


Oleh:  Ratmaya Urip*)

PROLOG:
Di milis The Managers Indonesia, telah diperdebatkan tentang mana yang lebih penting antara "ISI vs KEMASAN". Tentang hal ini, artikel berikut ini adalah opini saya:


Dalam aktifitas operasional, manajerial, maupun visioner di dunia manajemen, pilihan atas manakah yang lebih penting, "Isi versus Kemasan", adalah issue klasik, seperti halnya pilihan atas  "Produk versus Proses". Untuk yang terakhir ini sudah beberapa kali saya sampaikan ulasannya di milis atau Blog  ini (lihat rangkumannya di Blog The Managers Indonesia  (TMI) http://themanagers.org). Maka berikut ini saya akan mencoba menggali, apa saja  yang dapat disajikan untuk membahas masalah "Isi versus Kemasan".  Sebenarnya menganalisis materi yang hanya dihadapkan pada 2 (dua) pilihan berupa "Isi" dan "Kemasan" saja tidaklah cukup, untuk lebih memaknainya.  Diperlukan hal-hal yang lain sesuai konteks-nya. Berikut analisis saya dalam perpektif operasional dan manajerial:

Sekapur Sirih dari Pengelola "The Managers Indonesia"

Sekapur Sirih dari Owners Milis “The Managers” tentang Milis & Blog The Managers Indonesia (TMI):
WELCOMING LETTER FROM THE OWNERS OF TMI BLOG  & MAILING-LIST:

Welcome to The Managers, the country’s largest community of professionals who wish to improve and sharpen their managerial and leadership skills in order to stay in the tough competition and whenever possible, climb a higher career ladder in the business world.
The Managers facilitates a friendly interaction and provides the opportunity to all of its members to share or exchange business information, personal development topics, specific soft and hard skills, philosophy, or even general information with another.

Senin, 22 Oktober 2012

Leaderism#8: Memahami Kebutuhan Anak Buah


Oleh:  Dadang Kadarusman
 
Hore!
 
Hari Baru, Teman-teman.
 
Pemimpin yang sempurna itu kayaknya tidak ada ya. Setidaknya, begitulah hasil pengamatan saya. Sebaik apapun cara kita memimpin, tidak akan bisa memenuhi harapan semua orang. Kita juga tidak bisa memenuhi semua harapan. Hal itu tidak selalu disebabkan karena terbatasnya otoritas kita, atau kesalahan kita. Melainkan juga karena ada hal-hal yang kita lakukan dengan niat yang baik namun tidak pada tempatnya.  Lho, kok bisa? Buktinya, cukup banyak kan atasan yang sudah merasa melakukan yang terbaik buat anak buahnya namun masih dinilai jelek oleh mereka. Mengapa bisa begitu ya? Bisa, jika semua yang kita lakukan untuk anak buah itu tidak dilandasi oleh pemahaman yang baik terhadap kebutuhan mereka.
 

PELAKSANAAN ROLE PLAY DI KANTOR

 
Dalam pelaksanaan role-play di kantor, supervisor harus menyiapkan beberapa hal sebelum hari pelaksanaan.
·         Menentukan tanggal dan jam pelaksanaan role-play, beberapa hari sebelumnya agar sales reps / med-reps bersangkutan dapat mempersiapkan dirinya dengan baik
·         Untuk kasus tertentu, seperti untuk melihat tingkat keterampilan sales-reps, pelaksanaan dapat dilakukan mendadak, pagi hari itu juga.
·         Sampaikan ke semua sales-reps, termasuk yang tidak akan role-play, agar mereka mempelajari teknik menjual yang pernah mereka pelajari, pengetahuan produk sendiri maupun pesaing dan produk pengganti.
·         Persiapkan materi promosi yang akan dipergunakan baik berupa brosur, produk, gimmick, literatur, daftar harga, nota penjualan / pesanan, kalkulator dan lain sebagainya.
·         Sediakan skenario role-play, untuk peran pelanggan maupun peran sales-reps.
·         Jangan lupakan formulir evaluasi untuk para observer.
 

Inspirasi Sukses Home Depot


Oleh: Andre Vincent Wenas

  Apakah Anda pernah dengar Home Depot? Coba lihat: www.homedepot.com. Usaha
toko bangunan yang dirintis Bernie Marcus & Arthur Blank ini dimulai tahun 28
tahun yang lalu di Atlanta, Georgia, bergerak dalam perdagangan segala macam
kebutuhan rumah (papan kayu, paku, handle-pintu, gordyn, semen, ubin, cat,
perkakas, dll.). Waktu itu belum ada toko, dan bersama 20 orang rekan kerja
(associates) mereka memulai bisnisnya. Setahun kemudian (1979), mereka punya 3
toko dengan 200 associates, dan membukukan penjualan 7 juta dollar.

Leaderism#5: Mengatasi Bawahan Yang Buruk


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore!
Hari Baru, Teman-teman.

Piala Eropa 2012 baru saja berakhir. Seperti kompetisi sepakbola bergengsi lainnya, perhelatan itu melambungkan nama-nama beken yang harganya semakin membumbung tinggi. Uniknya, diantara nama yang mewangi itu ada orang-orang yang bukan pemain di lapangan hijau. Anda tentu mengetahuinya dengan pasti. Betul. Mereka adalah para pelatihnya. Jelas sekali jika gengsi pelatih melampaui para pemain bintang. Faktanya, pelatihlah yang paling menentukan siapa yang bermain dan siapa yang duduk dibangku cadangan. Tanpa pelatih, sekumpulan pemain hebat jarang bisa menghasilkan kemenangan team.

Minggu, 21 Oktober 2012

Serial Renungan Ramadhan Oleh: Zach


Ramadhan 1

Persiapkan mental kita untuk masuk bulan Ramadhan ini dengan keimanan
dari komposisi 3 hal untuk. menjalankan ibadah:
1. Mahabbah (cinta)
2. Khouf (takut)
3. Roja' ( mengharap)

Jangan sekali kali kita berangan-angan bahwa umur kita panjang.. Dan
masih bisa mendapatkan kesempatan Ramadhan - Ramadhan berikutnya.
Ditangan Allah-lah segala kekuasaan.
Maka tidak ada rasa berat menjalankan ibadah didalamnya ataupun
terhinggapi sifat malas, kikir dan bersantai santai.

Cerita Ramadhan : "Nanti Saya Akan Sedekah, Pak Kyai"




"Nanti Saya Akan Sedekah....Pak Kyai".


Malam itu di sebuah pesantren yatim-piatu di Jawa Timur seorang Pengusaha datang bersilaturahmi ke Kyai pengasuh pesantren. Dia memang mempunyai yang ingin coba dibagi dengan Pak Kyai.

Sejurus kemudian berlangsunglah pembicaraan antara keduanya.
“Pak Kyai, saya datang ke sini mau minta bantu doa agar hajat saya dikabulkan oleh Allah SWT.” ujar si Pengusaha.

Spiritualism#3: Pemimpin Adil Itu Anak Buah Yang Patuh




Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya selalu menyiratkan kisah menarik. Banyak contoh hubungan baik yang layak kita teladani. Banyak juga contoh hubungan buruk yang juga patut dijadikan pelajaran. Tanpa perlu membandingkan lebih banyak contoh yang mana disekitar kita – contoh yang baik atau yang buruk – kita punya begitu banyak kesempatan menyimak, mempelajarinya, lalu menggunakan semua temuan itu untuk meningkatkan kualitas pribadi kita. Baik sebagai seorang pemimpin sekaligus juga sebagai orang yang dipimpin. Sebab, bukankah setiap pribadi itu pemimpin? Dan bukankah setiap pemimpin adalah juga orang yang dipimpin?
 

Bottle-neck!


Oleh: Andre Vincent Wenas


“Ambition is the main driving power of men. A man expends his abilities as long
as he hopes to rise. One can never set limits to one’s capacity.” – Napoleon
Bonaparte, Memoirs.

***

Belajar ABCDE




Beberapa hari yang lalu saya nonton 1 buah film yang inspirasional. Judulnya, "The Way Back". Tentang perjalanan sekelompok tahanan yang melarikan diri dari penjara di Siberia (Asia Utara) menuju ke India (Asia Selatan) dengan cara berjalan kaki. Mereka bukan kriminal, namun 'korban' perang.

Masa Depan Pemasaran Otomotif Indonesia




Industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan menghadapi kondisi yang dilematis sebagai akibat disahkannya Undang-Undang APBN Perubahan Tahun 2012 pada tanggal 30 Maret 2012 dan dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/10/DPNP yang ditandatangani pada 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor

Online Business: Mengapa Sukses atau Gagal?



Oleh Dr. Beni Bevly, Silicon Valley
 
Resesi ekonomi di Tanah Seberang, Amerika Serikat rupanya banyak merubah cara hidup penduduknya, termasuk dalam hal memenuhi pendapatan. Resesi ini di antaranya mengakibatkan beberapa calon pelanggan dan sahabat saya yang kemapanannya terusik karena di-lay off atau offline business-nya sedang mengalami kemunduran. Selain berusaha melamar pekerjaan atau melakukan deversifikasi produk dan service-nya, mereka juga mencari peluang lain seperti memulai atau meluas ke online business. Pada umumnya mereka bertanya: Online business seperti apa yang bisa mendatangkan profit? Bagaimana memulainya? Berapa banyak modal dan karyawan yang dibutuhkan?
 

Bunga Rampai Artikel: :Hendrik Ronald"


ASUMSI


“Ok, ini bukan pertama kalinya saya menegur kamu. Kamu melakukan kesalahan yang sama lagi. Rasanya sebelum ini sudah 2 kali saya menegur kamu karena hal ini, betul?” Tanya saya pada asisten saya. “Betul, pak.” Jawabnya.


“Baik, saya juga nggak mau marah-marah sama kamu. Saya juga ga usah menegur kamu lagi, karena saya sudah cukup menegur. Kamu juga sudah tau apa yang harus kamu lakukan, tapi kamu masih melakukan kesalahan yang sama. Maka, hari ini kamu boleh pulang. Kamu boleh istirahat di rumah. Kamu tidak usah mengerjakan pekerjaan kamu sama sekali."


THE FINE DAY 27.06.2012 : "EMERGENCY FUND" (Dana Darurat)




Dear Member Milis yang berbahagia,

Selamat pagi,

Kita jumpa lagi di hari Rabu dalam momen "The Fine Day".

Kali ini saya akan share dengan tema (sesuai dengan tema di LITE FM 105,8 jam 9-10):

"EMERGENCY FUND"

Atau juga disebut Dana Darurat.

Leader Insight#3: Good People Good Leader




Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Kita semua sudah mengetahui jika kepemimpinan itu berkaitan dengan usaha mencapai suatu tujuan melalui pengelolaan orang lain. Oleh karenanya, kinerja kepemimpinan sangat ditentukan oleh kinerja orang lain. Di sisi lain, kita juga menyadari bahwa ketika kita menggantungkan segala sesuatu kepada kinerja orang lain maka itu hampir sama artinya dengan menyerahkan control kepada orang lain. Jika orang lain melakukannya dengan baik, maka kinerja kita akan baik. Sebaliknya jika orang lain mengerjakannya dengan buruk, maka buruk pulalah hasil akhir dari pekerjaan kita. Makanya, tidak heran jika banyak pemimpin yang memilih untuk ‘mengerjakan sendiri’, karena tidak bisa mengandalkan anak buahnya menuntaskan pekerjaan penting.
 

BOOGIE Fun Trekking: the Discipline of Execution




© 2006. Nugroho Adhi W. All rights reserved.

Cerita ini bermula ketika di pertengahan bulan November 2006 yang lalu saya menerima sms dari seorang teman di Boogie yang isinya kalau diterjemahkan dari bahasa sunda adalah kira-kira begini, “Dhi, saya kesasar nih, sekarang kita lagi survey rute untuk trekking. Ternyata pemandangan dan alam disini bagus lho…”

Karena penasaran sekaligus tertarik, saya balas smsnya. ”Rute trekking buat apaan? Nanti kalau sudah jadi boleh ikutan nggak?”

Pengembangan Jejaring


Oleh: Andre Vincent Wenas

    Sebagai seorang pedagang (trader), peran Anda sangatlah menuntut
kreatifitas dan kemampuan mengorganisir beberapa pemain bisnis sekaligus.
Melewati fase perintisan, tugas Anda sang business-leader memang
menumbuh-kembangkannya menjadi berskala besar, bahkan – mengapa tidak –
berskala global.

Sudahkah Kita 'Pakai' Otak? Mubazir Lho Kalau Enggak Dipakai!


Oleh:  Hendrik Ronald

Salah satu guru yang paling berpengaruh dalam hidup saya, Pak Tukiyo bercerita, “Mas Ronald, saya tuh dulu bingung sama yang dilakukan bapak saya. Gak masuk akal. Saat beliau mencangkul di sawah, kakinya terkena pacul dan mengeluarkan banyak sekali darah. Yang dilakukannya, beliau meletakkan air ludah di lukanya. Lalu ngomong ke kakinya sendiri, ‘Kaki sembuh yah… sembuh yah…..’. Dulu saya sama sekali gak bisa nalarin. Tapi kenyataannya luka berhenti dan kakinya bisa sembuh.”

Goal & Langkah Anda




"Walah, cuma Rp.20.000,-. Keterlaluan!! Setelah memberikan coaching kepada GM dan menjelaskan berpanjang lebar, dapatnya segini?" keluh saya kepada Pak Andi, teman 1 tim saya. Fuih..... saya menarik nafas dalam-dalam. Mencoba bersabar dan bersyukur. Setidaknya saya tidak perlu berpanas-panas, bisa duduk di ruangan ber-AC, dikasih minum, dan bisa mengajar (pekerjaan favorit saya). Maka saya tetap bersyukur.
 

Jumat, 19 Oktober 2012

BRAND-CUSTOMER RELATIONSHIP


Oleh: Rky Refrinal Patiradjawane

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diraih jika perusahaan mempunyai perhatian yang besar terhadap brand relationship, antara lain adalah meningkatkan referensi dan mengoptimalkan lifetime customer value (LTV) sehingga akan lebih ekonomis dan mampu membangun loyalitas. Profitabilitas setiap pelanggan juga meningkat seiring dengan hubungan jangka panjang yang terbentuk dengan pelanggan. Pelanggan yang loyal umumnya berani membayar 7-10 % lebih tinggi daripada pelanggan yang tidak loyal. 

FOKUS pada usaha dan pekerjaan utk Menghalangi Timbulnya Mindset "Kutukan Waktu"


Oleh:  Surya Candra Accelera

Kopdar Motivasi Jatim yg diadakan tgl 17 Juli kmarin, perlu saya angkat. Hal ini krn ada sesuatu yg menarik dr DISKO (Diskusi Kelompok).

"Kutukan Waktu"

Ultimate Digital Marketing 3.0


Oleh:  Thomas Joseph

Membongkar Rahasial Penjualan Tanpa Penolakan.

Mengapa Ultimate Digital Marketing disebut sebagai cara menjual tanya penolakan ?

Didalam dunia bisnis sehari-hari dalam memasarkan produk atau bisnis kita kita tentu sering mengalami penolakan, hal itu disebabkan kemungkinan karena 5 hal, 1. Needs : mungkin karena mereka tidak membutuhkan produk tersebut, 2. Time: kita menawarkan pada waktu yang kurang tepat, 3. Value: kita menawarkan dengan nilai yang dia cari, 4. Price: kita menawarkan dengan harga yang tidak sesuai, 5. Cara: kita menawarkan dengan cara yang kurang tepat. Tetapi sebenarnya jika kita benar-benar memahami dan memanfaatkan teknologi digital marketing secara benar, maka semua hal tadi tidak akan terjadi lagi.

Personalism#7: Menyesuaikan Diri Tanpa Terbawa Arus




Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Setiap kali berada dalam situasi yang baru, kita selalu dituntut untuk dapat menyesuaikan diri. Jika tidak, maka kemungkinan besar kita tidak bisa bertahan lama. Atau keberadaan kita disana menjadi tidak bermakna. Sekalipun demikian, ada efek samping serius dari proses menyesuaikan diri. Yaitu, tenggelamnya nilai-nilai pribadi dalam system nilai kelompok sehingga kehadirannya sama sekali tidak memberi nilai tambah selain memperkuat status quo belaka. Walhasil, tidak ada bedanya antara sebelum dan sesudah kedatangannya di tempat itu. Memang hal itu menunjukkan kemampuannya yang tinggi dalam beradaptasi. Namun, hal itu juga memperlihatkan terjadinya peleburan yang menimbulkan ketidakberdayaan. Tantanganya sekarang adalah; bagaimana caranya kita bisa menyesuaikan diri tanpa harus terbawa arus seperti itu?
 

Iri Hati - Part 2


Oleh:  A.C. Huang

Bapak, Ibu, Brother, Sister....melanjutkan tayangan sebelumnya, daku ingin teruskan kisah si Bapak Senior Manager.

Keesokan hari -sekitar pukul 14.00-, Bapak Senior Manager datang menghadap saya dan dia membuktikan ucapannya di hari sebelumnya bahwa dia akan mengundurkan diri. Dia datang dengan gagah (sebenarnya sedih), dan menyodorkan amplop coklat kepada saya.

"Pak, apakah sisi amplop ini ?"

"Pak Huang, sesuai ucapan saya kemarin, amplop ini berisikan Surat Pengunduran Diri saya dari perusahaan ini."

Iri Hati - Part 01


Oleh:  A.C.  Huang

Iri hati adalah bentuk terjadinya dinamika psikologis, dimana Id merasakan adanya sebuah stressor yang menyebabkan Ego menjadi kuat sehingga mengalahkan fungsi kontrol Super Ego. Iri hati sebenarnya juga merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan Ego (Ego Defense Mechanism) yang muncul untuk mengurangi rasa tidak nyaman sebagai akibat dari adanya stressor. 

Leaderism#7: Anak Buah Yang Menilai Dirinya Tinggi


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Memimpin suatu team kerja itu memang mengasyikan. Tapi, itu hanya berlaku bagi mereka yang benar-benar mampu memimpin orang-orang yang ada di teamnya dengan baik. Bagaimana seandainya ada anggota team yang tidak bisa diatur, misalnya? Nah, baru deh terasa kalau menjadi pemimpin itu tidak semudah yang kita kira. Memang enak kalau memimpin orang-orang yang patuh, mudah diatur dan tidak suka bikin ulah. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian, bukan? Jika mengalami hal itu, apakah Anda sudah mempunyai cara mengatasinya?
 

Inilah penyebab Passion/Gairah Perilaku Seorang Anak Terlatih Negatif atau Positif:


Oleh:  William Wiguna

Jika Anak Hidup Dalam Kritik, Ia Belajar Mengutuk.
Jika Anak Hidup Dalam Kekerasan, Ia Belajar Berkelahi.
Jika Anak Hidup Dalam Pembodohan, Ia Belajar Jadi Pemalu.
Jika Anak Hidup Dalam Rasa Dipermalukan, Ia Belajar Terus Merasa Bersalah.

Personalism#6: Kematangan Emosi Dalam Profesi




Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Kalau kita melihat para senior yang sudah hebat-hebat, kadang-kadang ada perasaan campur aduk ya. Kagum pada kecanggihan dan kepiawan mereka. Juga minder setiap kali berhadapan dengan mereka. Jika kita perhatikan; semakin canggih mereka, semakin percaya diri penampilannya. Rasanya kita ini tidak ada apa-apanya dihadapan mereka. Lalu seribu tanya pun memenuhi benak kita. Adakah dimasa depan kita mempunyai peluang untuk meraih pencapaian seperti mereka? Bagaimanakah caranya mereka mencapai kematangan emosi dan profesi seperti itu?
 

Kelas Praktek!




Saya yakin, hampir setiap motivator pernah mendengar pertanyaan ini, "Pak, gimana caranya yah supaya tetap semangat setelah seminar? Biasanya semangat cuma 3 hari sampai seminggu doank. Habis itu balik lagi seperti semula!"

Yeah, right!

Pertama-tama, memang betul! Kita akan selalu gembos lagi. Apalagi kalau orang sekeliling kita tukang gembosin semangat, "Alah, gaya aja. Paling-paling seminggu lagi juga balik lagi kaya dulu. Lagi panas aja tuh. Hangat-hangat tai ayam!" Siapapun bisa tergoda & gembos kalau lingkungannya tetap seperti ini. Solusinya: Ganti teman!

Kenali Inti Masalah untuk Penyelesaiannya




Pagi Kemarin ada seorang teman mengirim email sharing ke saya sbb :

Dear Pak Surya,
Saya mengikuti beberapa sharing bapak mengenai motivasi bagaimana menghadapi berbagai character customer.
Saya tertarik untuk mencoba mendapatkan solusi atau minimal second opinion.
Saya Burhan dari RacheL's Batik Pekalongan.
Saat ini saya lagi stress & bener2 under pressure.

PELAKSANAAN COACHING


Oleh: Fikri Wardana

Karena tujuaan utama adalah meningkatkan kinerja sales-reps melalui tindakan koreksi atas kesalahan dalam pelaksanaan sales presentation atau mengembangkan kemampuan menjualnya, coaching bagi seorang sales-reps akan berhasil dengan baik bila dilakukan di kantor dengan cara role-play dan juga dilaksanakan di lapangan dengan presentasi penjualan langsung ke pelanggan. Kedua-duanya perlu dilakukan karena semuanya mempunyai kelebihan atas yang lain dan semuanya memang positif.
 

Menunggu Kapan Prestasi Muncul




Sering kali, sekarang ini jika orang-orang diberikan pertanyaan dalam acara Role Play kemudian menjawab dengan tergesa – gesa, mereka pasti terjebak.

Seperti yang akan kita bahas kapan prestasi akan muncul? Mengapa kita harus kelamaan menunggu prestasi muncul? Seorang pimpinan sebuah Bank ternama sempat bertanya kepada kami  bahwa “Mengapa menunggu seorang sukses itu makan hati, apalagi ditambah dengan kondisi orang yang sudah 'hampir mati' bagaimana mengatasinya?"

PSIKOGENETIK ME




Dear Keluarga MnL yang berbahagia,

Selamat siang,

Terkait dengan pelayanan dan perjalanan kehidupan saya pribadi, dalam perencanaan keuangan keluarga, saya terus mencari berbagai pengetahuan dan pencerahan guna meningkatkan kualitas kehidupan.

Saya belum sempat mengikuti "Time Line Therapy" nya Ibu Issa, dan saya ingin memperoleh pengetahuan tentang hal ini.

Natin #47: Kamera Pengawasan


Oleh:  Dadang Kadarusman

Ini adalah hari ke-14 sejak orang-orang di kubikal pada mengirimkan CV untuk lowongan supervisor yang diumumkan oleh Admin HRD. Sampai detik ini, belum ada kabar apapun. Padahal selama 14 hari ini semua orang pada menunggu dengan gelisah. Menanti dengan harap-harap cemas keputusan managemen untuk memanggil mereka memasuki tahap seleksi berikutnya.
 

Personalism#5: Galaunya Orang Dewasa


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Kalau soal galau, orang-orang yang sudah dewasa seperti kita tidak kalah hebohnya dari para remaja. Jika para remaja kebanyakan galau dalam pencarian identintas dirinya, maka orang dewasa pada umumnya galau dengan identitas mata pencahariannya. Kegalauan seperti ini sepertinya sedang mewabah dikalangan orang-orang yang berstatus sebagai karyawan atau profesional di lingkungan kita. Khususnya ditengah euphoria hiruk pikuk pidato tentang entrepreneurship yang seru dan menggebu-gebu. Pengen sih jadi pengusaha….tapi....... Makin gelisah deh.  
 

Semiglobalisasi


Oleh: Andre Vincent Wenas

“The future, including whether the direction of globalization creates headwinds or tailwinds for global strategies, certainly has a bearing on the success or failure of those strategies. But it should not be allowed to crowd out consideration of other factors that also matter, including those in the here and now.”– Pankaj Ghemawat, ‘Redefining Global Strategy: Crossing Borders in a World Where Differences Still Matter’, Harvard Business School Press, Boston 2007.

***

Pikiran dan Produk Pikiranj





Hari ini saya seperti diingatkan tentang pemahaman dan ketrampilan dalam mengelola pikiran. Seorang teman bertanya, bagaimana menerapkan pengetahuan tentang pikiran ke dalam kehidupan sehari-hari?
 
Selama ini saya mendalami ilmu tentang pikiran di antaranya seperti hypnosis, hypnotherapy dan juga NLP. Tentu semakin menarik dan memberikan banyak manfaat kepada diri sendiri maupun orang lain. Akhir-akhir ini saya seperti sedang  ’gandrung’ mendalami tentang meditasi-yang banyak  membahas tentang pikiran manusia.
Salah satu buku yang memikat saya, sekaligus mengajari saya adalah The Joy of Living karya Yongey Mingyur Rinpoche dan Eric Swanson, terbitan Karaniya. Berpikir adalah adalah tugasnya pikiran, dan menghasilkan bentuk-bentuk pikiran yang merupakan produk dari pikiran. Ini adalah alaminya pikiran.
 

Waktu Mencari Masalah




Saya masih ingat, ketika kelas 3 SMA, salah satu guru saya memberikan pekerjaan rumah (PR) yang benar-benar aneh. Kalau PR biasanya diberi soal kemudian para siswa diminta menjawab, guru itu justru memberi PR supaya kami membuat minimal 20 pertanyaan terhadap salah satu bab dari sebuah buku.  Dengan kata lain, kami diminta mencari masalah. Apa yang terjadi? Saya justru terpaksa sangat serius membaca salah satu bab di buku itu. Kalau tidak membacanya, mana mungkin saya bisa membuat pertanyaan? Sayang dari SD sampai perguruan tinggi, benar-benar baru sekali itu saya diberi PR untuk membuat pertanyaan.

Pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi yang 16 tahun itu tentu mempengaruhi kebiasaan kita. Karena pendidikan kita berisi tugas atau PR atau mengerjakan ujian untuk menemukan jawaban, maka sedikit banyak ini mempengaruhi kebiasaan kita dalam bekerja atau berwirausaha; bahwa kita hanya biasa menemukan solusi bukan berusaha menemukan masalah.
****

Paling tidak terdapat tiga kategori aktivitas di tempat kerja Anda yang menelan waktu kerja Anda, yakni:
  1. Aktivitas rutin atau aktivitas pemeliharaanadalah aktivitas untuk menjalankan job description yang ada, dan aktivitas untuk memelihara sistem dan prosedur operasional perusahaan.
  2. Aktivitas peningkatan kinerja, yakni aktivitas yang memang disengaja untuk meningkatkan kinerja unit kerja yang Anda pimpin atau usaha Anda.
  3. Aktivitas pemecahan masalah, yakni aktivitas untuk memecahkan berbagai persoalan yang hampir muncul setiap hari di tempat kerja Anda.
          Yang mungkin paling banyak menelan waktu kerja Anda adalah aktivitas nomor 1 dan 3 ai ats Bukankah demikian? Bukankah Anda jarang berpikir dan bertindak bagaimana meningkatkan kinerja unit kerja Anda atau usaha Anda. Padahal Masaaki Imai mengatakan, “Seorang manajer harus menggunakan minimal 50% waktunya untuk menghasilkan perbaikan kinerja.” Manajer itu hanya bisa menghasilkan perbaikan kinerja kalau ada masalah yang dipecahkan.  Masalah adalah sumber perbaikan. "Problem is the mother of improvement". Dengan demikian, dengan kata lain manajer itu harus menggunakan sekian waktunya khusus untuk mencari dan menemukan masalah.
Karena itu, kita nampaknya perlu memiliki “waktu yang khusus digunakan untuk mencari masalah.”  Kita perlu sedikit mengubah kebiasaan kita : dari hanya terbiasa memelihara prosedur kerja dan menemukan solusi menjadi juga terbiasa berusaha menemukan masalah.

          Bagaimana Anda agar terbiasa mencari masalah? Tentu ada banyak cara, misalnya :
  1. Meminjam istilah Rhenald Kasali, gunakan “management by walking around”. Terjunlah langsung ke lapangan, ke lantai produksi, ke gudang, ke aktivitas transportasi, dan lain-lain. Lalu lihatlan, perhatikanlah, dan kalau mungkin cobalah sendiri melakukan apa yang dilakukan karyawan paling rendah sekalipun. Sebab melihat tidak sama dengan memperhatikan. Setiap hari, kita melihat apa yang ada di depan kita : orang, benda, dan berbagai kejadian. Tetapi jarang kita sungguh-sungguh memperhatikan. Apakah Anda pernah melihat deretan huruf-huruf “qwertyuiop”? Kalau Anda belum pernah melihat, berarti Anda belum pernah mengetik menggunakan komputer. Huruf-huruf itu adalah baris pertama huruf-huruf di keyboard komputer Anda, dari kiri ke kanan. Mengapa ini bisa terjadi? Karena sekali lagi, kita jarang benar-benar memperhatikan apa yang ada di depan mata kita. Kalau kita mencoba memperhatikan, ide-ide atau pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah pun bermunculan di kepala kita. Misalnya, untuk kasus deretan baris pertama huruf-huruf di keyboard tadi. Mungkin kita bertanya,”Mengapa urutan huruf-huruf itu seperti itu? Mengapa semua pabrik komputer membuat urutan huruf yang sama? Mengapa tidak ada pabrik komputer yang  membuat urutan lain?” Berbagai masalah (yang direpresentasikan dalam bentuk pertanyaan ini) akan mendorong kita untuk menemukan atau membuat sesuatu yang baru.
  2. Memperhatikan berbeda dengan melihat. Kita menjalani hidup sehari-hari seringkali hanya melihat tanpa memperhatikan. Perhatian pada dunai sekitar Anda akan membantu Anda mengembangkan kemampuan otak luar biasa, sehingga hal-hal yang nampak biasa dapat Anda kembangkan menjadi hal-hal yang hebat. Anda dapat melihat dan memperhatikan secara jeli apa yang tidak dilihat dan diperhatikan oleh orang lain. Sebagai bentuk latihan, ambil sebuah foto atau gambar yang Anda suka, semakin terperinci semakin baik. Santaikan diri Anda. Pandanglah, fokuskan hanya pada gambar tersebut selama 10 menit. Jangan biarkan pikiran Anda melayang kemana-mana. Otak Anda mungkin akan mampu memunculkan ide-ide dengan sendirinya.  
  3.  
    Sebagai misal, di sebuah pabrik mebel, ada beberapa lokasi yang berisi tumpukan kayu-kayu. Pabrik itu penuh dengan kayu-kayu. Kayu-kayu itu ada yang diikat, ada pula yang ditumpuk-tumpuk. Tanto (bukan nama sebenarnya) diminta untuk memperbaiki kinerja sistem produksi perusahaan tersebut. Ia semula berpikir begitu kompleks pabrik itu. Karena pandangan dia selalu diganggu oleh kayu-kayu itu. Setelah ia mencoba untuk memeprhatikan kayu-kayu itu, kemudian bertanya apa gunanya, mengapa diletakkan di tempat itu, pemilik perusahaan itu mengatakan, bahwa kayu-kayu itu sudah tidak digunakan lagi. Tanto kemudian mengatakan bahwa kayu-kayu itu sebaiknya dijual saja. Setelah kayu-kayu itu dijual saja atau diletakkan di tempat tertentu. Pemilik perusahaan kemudian menempatkannya di lokasi tertentu. Sekarang pabrik itu nampak bersih, dan Tanto menjadi lebh mudah untuk melanjutkan upayanya meningaktkan kinerja sistem produksi di perusahaan tersebut.

    -----
    M Musrofi
    Selasa, 10 Juli, 2012 18:49

Hal Pertama!


Oleh: Hendrik Ronald

Beberapa waktu yang lalu saya menemukan buku dahsyat berjudul, "Baca kilat". Buku ini mengajarkan teknik ajaib, di mana 1 lembar dilihat (bukan dibaca) hanya selama 1 detik. Kita membalik dari halaman depan sampai halaman terakhir. Lalu bukunya kita balik sehingga menghadap ke bawah. Kali ini kita lihat lagi, 1 halaman 1 detik. Mulai dari belakang sampai ke depan.

Personalism#4: Mengatasi Kolega Yang Buruk


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Keberadaan teman di kantor bisa menjadi penyemangat sekaligus tempat berbagi perasaan. Namun, manfaat seperti itu tidak akan didapatkan jika kita tidak berhasil membangun hubungan yang baik dengan kolega kita. Mungkin memang sangat jarang sekali ada sesama karyawan yang bertengkar di kantor. Namun, soal ‘perang dingin’ boleh jadi masih banyak yang mengalaminya di zaman perdamaian ini.
 

Manajemen Kinerja


Oleh: Andre Vincent Wenas

...demi meningkatkan kinerja perusahaan yang semakin besar (dalam
jumlah orang), banyak yang mulai mencoba menerapkan manajemen kinerja, demi
berusaha melakukan pengukuran seobyektif mungkin terhadap kinerja tim. Namun
tidak jarang pula malah terjadi keresahan dan ketidakpuasan di antara anggota
tim dengan para manajernya. Karenanya perlu diperhatikan prakondisi yang
diperlukan agar penerapan manajemen kinerja ini bisa berdampak positif.

Salah satu tantangan terberat pemimpin bisnis adalah mengelola dan menyambungkan
kinerja anggota timnya dengan kinerja organisasi secara keseluruhan. Baiklah
disadari sejak mula, bahwa Anda sebagai pimpinan seorang diri hanya dapat
meningkatkan kinerja sedikit saja. Para karyawan masing-masing juga hanya bisa
memperbaiki kinerja sedikit saja. Namun demikian, ketika Anda bersama karyawan
Anda bersatu dalam pihak yang sama dan bekerja bahu-membahu, maka Anda pasti
mampu meningkatkan kinerja secara signifikan. Hukum sinergi menjanjikan
pertumbuhan eksponensial.

Sebagai langkah awal, perlu di    pahami serta diwaspadai sungguh-sungguh
terlebih dahulu, apa yang seharusnya dilakukan dalam manajemen kinerja dan apa
yang tidak seharusnya dilakukan olehnya.

Kita mulai saja dari yang tidak seharusnya dilakukan dalam pelaksanaan manajemen
kinerja. Bahwa manajemen kinerja bukanlah cara untuk mengancam dan
mengintimidasi karyawan supaya kinerjanya lebih produktif. Juga, manajemen
kinerja bukanlah suatu metode untuk menyalahkan dan mencari-cari kesalahan
karyawan. Dan yang penting sekali, bahwa manajemen kinerja bukan sarana untuk
menyerang kepribadian dan sikap karyawan.

Jadi, apa itu manajemen kinerja? Ringkasnya, manajemen kinerja adalah
seperangkat alat dalam aspek pengelolaan SDM yang digunakan untuk mengoptimalkan
tingkat keberhasilan tiap karyawan. Bahkan bukan hanya setiap karyawan, tetapi
ia juga berfungsi untuk mengoptimalkan kinerja setiap unit kerja, kinerja para
manajernya dan akhirnya kinerja organisasi secara menyeluruh.

Perlu pembaharuan cara pikir, bukan dengan menoleh ke belakang (kita sering
menyebutnya: menajemen kaca spion), namun dengan suatu gagasan cerdas untuk
membangun kesuksesan sekarang ini dan terus ke masa depan. Kunci keberhasilan
penerapan manajemen kinerja adalah komitmen keseharian para pimpinan bersama
dengan seluruh tim untuk membuka jalur komunikasi dua arah, alias dialog. Bukan
monolog (satu arah) atau duolog (dua pihak saling bicara tanpa ada yang
mendengar!). Hati-hati, manajemen kinerja bukanlah suatu perkara yang ramai
dibicarakan hanya di akhir semester pada saat penilaian karya. Namun, manajemen
kinerja adalah proses komunikasi terus-menerus (on going communication process).

Beberapa prakondisi untuk menerapkan manajemen kinerja dari Robert Bacal
(bukunya: How to Manage Performance, McGraw-Hill, 2004) baik disimak: pertama,
manajemen kinerja butuh investasi Anda sebagai pimpinan. Investasi waktu,
pikiran dan kehadiran Anda. Manajemen kinerja di satu sisi sebetulnya tidaklah
terlalu sukar. Memang ada bagian-bagian yang membutuhkan keterampilan tertentu,
misalnya menterjemahkan dan menurunkan tujuan strategis perusahaan beserta
indikasi ukuran keberhasilannya sampai menjadi indikasi ukuran keberhasilan tiap
unit kerja, dan akhirnya diturunkan menjadi indikasi ukuran keberhasilan setiap
individu karyawan. Berjenjang dari atas sampai karyawan di lapangan.

Kedua, adalah rasa tanggung-jawab bersama (shared responsibility). Agar rasa
tanggung-jawab bersama ini muncul, syaratnya adalah keterbukaan atau
transparansi, komunikasi dua arah. Jangan ada informasi yang terdistorsi oleh
pelbagai kepentingan yang de facto bisa berakibat kontra-produktif. Distorsi
informasi ini misalnya: laporan ABS, laporan tentang kejelekan karyawan lain
(tanpa didukung data) sehingga mengakibatkan keharmonisan kerja terganggu.
Ajak dan gugah tim Anda agar jadi bagian dari solusi (problem solver), bukan
sekedar jadi pelapor masalah (problem reporter). Apa lagi kalau yang dilaporkan
cuma keburukan atau kekurangan seseorang atau unit kerja tertentu. Sepakati
bersama, bahwa yang didefinisikan sebagai suatu masalah dalam organisasi adalah:
adanya kesenjangan (gap) antara target (standar) dengan kenyataan yang ada. 
Sehingga setiap orang disemangati untuk berani mengemukakan masalah, bukan
menyembunyikannya.

Ketiga, senantiasa hargai dan dorong tim agar berani menyampaikan pendapat,
berargumentasi dan bahkan memakai hikmat (wisdom)nya masing-masing. Apalagi jika
Anda memimpin tim yang berpengetahuan serta berketerampilan tinggi. Mereka perlu
apresiasi bukan sinisme.

----------------------------------------------------------
Artikel ini pernah dikontribusikan di Tabloid Bisnis KONTAN Minggu I Juni 2009, oleh Kontributor. Segala hal yang menyangkut sengketa atas Hak Kekayaan Intelektual, menjadi tanggung jawab Kontributor
Minggu, 8 Juli, 2012 13:12

Mengubah CSR Cost Center Menjadi Profit Center


Oleh: 

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Saat ini program CSR bukan lagi suati hal yang aneh. Bahkan dalam UU tentang Perseroan Terbatas juga datur tentang program CSR.

Ada 3 pilar utama dalam CSR sebagai berikut:

1. Environmental Management, yaitu bagaimana perusahaan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang tidak hanya bersih tapi juga hijau dan yang terpenting tentunya tidak melakukan/ membiarkan pencemaran terhadap lingkungan. Baik itu pencemaran berupa limbah padat, cair, gas dan Limbah B3.