Sabtu, 10 September 2011

Sayang Anak

Oleh: Muhammad Musrofi



Mudah-mudahan artikel ini berguna utk kita, yang memiliki putra-putri yang duduk di bangku SD..





Seorang gurubertanya, “Saya serang guru SD yang mengajar kelas 3. Saya bingung menghadapi seorang murid saya berbagai cara saya coba untuk menarik perhatiannya agar bisa mengikuti pelajaran,tapi kelihatannya tidak ada respon seolah dia ada dalam dunianya sendiri, apa yang harus saya lakukakan, mohon bantuannya.”


Jawaban saya:



Semua orang memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dan kelemahan setiap orang itu seperti dua sisi mata pisau : ada sisi yang tajam dan sisi yang tumpul. Bila Anda akan menajamkan pisau itu, sisi mana yang Anda asah? Tentu sisi yang tajam. Kalau sisi tumpul yang diasah, yang terjadi : sisi yang tajam makin tumpul, sedangkan sisi tumpul tidak akan menjadi tajam. Ini seperti kekuatan dan kelemahan yang ada didalam diri kita dan anak-anak kita. Bila kita ingin mengembangkan diri kita sendiri dan anak-anak kita lebih tepat bila sisi kekuatan yang terus diasah, dilatih –seperti mengasah sisi tajam dari pisau-.



Terus kelemahannya bagaimana? Kelemahan adalah pelengkap kekuatan. Ini kebenaran. Contoh misalnya, ini kasus nyata, seorang anak nilai-nilai sains dan matematikanya bagus. Tetapi oleh gurunya, di rapor anak itu ditulis bahwa anak ini nampak kurang percaya diri, peragu. Sebagai orang tua, apa yang mesti Anda lakukan? Apakah melatih anak itu agar ia menjadi anak yang tegas? Lebih tepat biarkan saja kelemahan anak –yang peragu itu-, karena peragu ini insya Allah adalah pelengkap kekuatan dia. Mudah-mudahan anak itu setelah dewasa menjadi ilmuwan. Seorang ilmuwan memang harus peragu, bukan? Hari ini dia menyimpulkan hasil penelitiannya A misalnya, sebulan lagi dia baca hasil penelitiannya, dia bisa mempertanyakan sendiri hasil penelitian itu, apa benar A? Sifat peragu itu merupakan anugerah Allah SWT untuk melengkapi kekuatan dia, yang insya Allah jadi ilmuwan kelak. Banyak contoh kejadian seperti ini : nampaknya sisi kelemahan, tetapi ternyata kelemahan itu pelengkap kekuatan.



Maka hati-hati menangani sisi kelemahan anak. Kalau sisi kelemahan itu pelengkap sisi kekuatan, dan kita berusaha menghilangkan atau mengurangi sisi kelemahan, jangan-jangan sesungguhnya kita juga tengah berusaha menghilangkan atau mengurangi kekuatan.



Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya perlu mengawalinya dengan uraian serba ringkas seperti di atas. Ada uraiannya panjang lebar –yang bisa Anda dapatkan kalau Anda mendaftar di www.sdsukses.com.



Jadi yang insya Allah lebih baik untuk menghadapi anak yang nampaknya menikmati dunianya sendiri tersebut adalah perhatikan dengan seksama, apa saja kekuatan anak itu. Kekuatan anak tersebut bisa saja ditunjukkan dari apa saja aktivitas yang dia minati, dan minatnya ini dilakukan secara berulang. Kata kuncinya adalah “berulang.”



Untuk menemukan apa saja minatnya, butuh perhatian khusus dari orang tua dan guru. Maka harus ada komunikasi intensif guru dengan orang tua anak tersebut. Untuk mengenali minat anak tersebut, bisa dibuat daftar ketertarikan : Apa yang sesungguhnya dia lakukan dalam kesendiriannya? Apa dia mengumpulkan sesuatu? Dimana tempat yang disukainya? Apa dia suka mencorat-coret, menggambar, atau menulis? Pada aktivitas apa saja ketika diajak bicara, nampak bersemangat? Nah, apa saja minatnya tersebut adalah untuk memancing agar dia mau belajar.



Ingat jangan sampai keliru menangani anak tersebut, tidak sedikit orang besar sewaktu masa kecilnya mungkin seperti dia. Isaac Newton (fisikawan besar), dia sulit berbicara, sangat asyik dengan pekerjaannya sehingga sering lupa makan, dan bertemperamen buruk dengan beberapa temannya. Einstein (fisikawan besar) adalah seorang penyendiri, pelamun, suka lalai dalam mata pelajaran, sampai umur 7 tahun tidak bisa bicara. Konon Mahatma Gandhi, Michael Jordan, J. K. Rowling (penulis Herry Potter), Bill Gates (pendiri Microsoft Corporation), Steven Spielberg (sutradara ternama); mereka itu juga penyendiri sewaktu kecilnya.


Rabu, 17 Agustus, 2011 12:48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar