Minggu, 25 September 2011

Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik Di Kantor

Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Salah satu hal paling gampang yang bisa kita lakukan adalah mengkritisi perilaku orang lain. Mata kita dapat dengan mudah melihat kesalahan tindakan mereka. Atau memergoki perilaku tidak senonoh mereka. Telinga kita bisa dengan gampangnya mendengar kabar tidak sedap tentang mereka. Atau dijejali gosip-gosip tentang hubungan aneh mereka. Semuanya itu bisa dengan mudah kita lakukan. Sedangkan salah satu hal paling sulit untuk kita lakukan adalah; menyadari kelemahan, kekurangan dan keburukan diri kita sendiri. Lebih sulit lagi adalah; memperbaiki keburukan-keburukan perilaku kita itu. Padahal, tidak seorang pun harus mempertanggungjawabkan pribadi orang lain. Karena setiap pribadi hanya akan dimintai pertanggungjawaban atas dirinya sendiri. Maka, tugas utama kita bukanlah untuk merecoki kehidupan orang lain, melainkan terlebih dahulu memastikan bahwa diri kita sendiri bisa menjadi pribadi yang baik.
 
Meskipun banyak orang yang mencerca, tetapi tayangan infotainment di televisi selalu mendapatkan rating yang tinggi. Mengapa ya? Mungkin karena kita memang paling seneng untuk mengetahui tentang orang lain. Bayangkan seandainya kita memiliki ketertarikan untuk ‘mengetahui tentang diri kita sendiri’ seperti halnya kegemaran kita untuk tahu urusan orang. Saya yakin, kita akan semakin mengenal diri sendiri. Mengetahui apa yang harus diperbaiki. Dan menyadari apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan diri kita. Serta memahami kelemahan dan kekuatan diri kita. Dengan begitu, hidup kita bisa menjadi lebih baik dari saat ini. Semuanya itu adalah bagian yang sangat penting dalam usaha kita melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Khususnya dikantor yang menjadi sumber penghasilan dan pergaulan kita. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menjadi pribadi yang lebih baik di kantor, saya ajak memulainya dengan mempraktekkan 5 prinsip Natural Intellligence berikut ini:

 
1.      Mengevaluasi perilaku negatif pribadi.

Ini adalah latihan yang bisa dan perlu dilakukan oleh setiap orang yang ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Karena, semua orang selalu memiliki ruang untuk melakukan perbaikan. Ingatlah kembali sikap dan perilaku negatif yang masih sering Anda tunjukkan di kantor, lalu tuliskanlah dalam selembar kertas bergaris. Pastikan setiap baris hanya memuat satu item sikap dan perilaku negatif  yang tersusun ke bawah. Beri nomor, jika perlu.

 
2.      Mendefinisikan perilaku positif.

Setiap perilaku, adalah pilihan yang kita tentukan sendiri. Artinya, sebenarnya kita memiliki alternatif lain yang lebih baik. Tetapi kita terlanjur untuk memilih yang ini dan mengabaikan yang itu. Maka langkah selanjutnya adalah secara sadar mendefinisikan perilaku kebalikannya. Disamping setiap sikap dan perilaku negatif itu, tuliskanlah perilaku yang sebaliknya (positif). Misalnya, jika tadi Anda menuliskan kata ’lelet’, maka sekarang tuliskan perilaku kebalikannya disamping kata itu. Maka Anda akan mendapatkan catatan seperti; Lelet ßà Cekatan, Pemarah ßà Penyayang, pemurung ßà Periang, dan seterusnya.

 
3.      Mengganti perilaku negatif dengan positif.

Jika perilaku negatif itu sudah menjadi kebiasaan, maka bisa dipastikan jika kita cenderung terus tergoda untuk melakukannnya. Sekarang, kita akan coba untuk memperbaikinya. Setiap kali Anda akan menunjukkan sikap dan perilaku negatif itu, berhentilah sejenak. Lalu, lakukanlah perilaku yang sebaliknya (positif). Lakukanlah proses itu terus menerus sampai Anda tidak lagi tergoda untuk berperilaku negatif.

 
4.      Meminta bantuan dari orang yang berperilaku positif.

Mengubah perilaku itu bukanlah perkara mudah. Makanya, kadang kegigihan saja tidaklah cukup. Kita sering berhenti berusaha hanya karena merasa itu akan sia-sia saja. Bayangkan, kita harus mengubah sesuatu yang sudah kita lakukan selama bertahun-tahun. Tentu tidak mudah. Tapi, ada sebuah cara yang bisa kita lakukan untuk menguatkan langkah kita, yaitu; meminta bantuan dari orang yang berperilaku positif. Mintalah feedback atau umpan balik pada teman atau atasan Anda tentang perkembangan diri Anda, misalnya. Tapi, pastikan orang itu sudah terbiasa berperilaku positif.

 
5.      Membuka diri terhadap kritik.

Tidak mudah untuk menerima kritik. Meskipun bibir kita tersenyum, tapi boleh jadi hati kita merasa kesal. Tetapi, Anda harus mengizinkan orang-orang yang Anda pilih di point #4 tadi untuk mengkritik Anda. Artinya, Anda setuju menjadikan mereka sebagai pelatih bagi Anda. Dengarkan masukan dan kritikan dari mereka, kemudian tindaklanjuti dengan melakukan hal-hal positif yang sudah Anda tulis lebih sering lagi. Jangan pernah memecat mereka sebagai pelatih. Karena perjalanan memperbaiki diri, bukanlah pertandingan sepak bola.
 
Untuk mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik, kita tidak harus memulainya dari hal-hal yang besar. Mengawalinya dengan mengurangi kebiasaan buruk yang kecil-kecil juga bisa membantu. Jika kita melakukannya secara konsisten, maka lama kelamaan kita akan terbiasa untuk hanya berperilaku baik saja di kantor. Sekalipun demikian, ada satu hal yang proses perbaikannya tidak boleh ditunda. Karena menunda-nunda proses perbaikannya hanya akan mencelakakan diri Anda. Apakah hal yang tidak boleh ditunda itu? Yaitu; menghentikan setiap tindakan yang merusak integritas Anda. Soal ini, sebaiknya segera saja Anda lakukan. Mumpung Tuhan masih memberi kesempatan.  
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman – 9 September 2011
Penulis buku ”Natural Intelligence Leadership” (jadwal terbit Oktober 2011)
 
Catatan Kaki:
Puncak kesempurnaan perilaku manusia hanya akan bisa dicapai melalui latihan untuk terus memperbaiki diri yang dilakukannya sepanjang masa.
 
Jika pertanyaan-pertanyaan Anda belum mendapatkan jawaban dari saya, silakan untuk mengeceknya di  Frequently Asked Question (FAQ) dalam website kami.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.

Kamis, 8 September, 2011 18:02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar