Sabtu, 10 September 2011

Bunga Rampai Artikel: "Muhamad Agus Syafii"

1. Aku Merindukanmu Sayang

Sudahkah anda malam ini mengucapkan dengan tulus kepada pasangan anda, "Aku merindukanmu sayang" Lantas apa yang anda rasakan? Berbaurnya rasa cinta dan tanggung jawab yang menyatu dalam kebahagiaan. Sebagai suami merawat istri yang sedangkan sakit, apa yang anda rasakan? Air mata menetes karena bercampur aduknya perasaan cinta dan tanggung jawab. Anda bekerja memenuhi kebutuhan istri dan anak-anak ataupun juga istri yang bekerja keras juga untuk membantu kebutuhan keluarga adalah wujud cinta dan rasa tanggung jawab. Jika kehidupan rumah tangga hanya dilihat dari tumpukan beban maka anda akan merasa letih sehingga menyentuh titik nadir rasa sakit dan penderitaan. Itulah sebabnya Allah menekankan sisi keindahan pada pernikahan. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah Dia Dia jadikan bagimu pasangan dari golongan kamu sendiri agar kamu merasa tenang dan Dia jadikan diantara kamu rasa cinta dan kasih sayang." (QS. ar-Rum : 21).

Sisi keindahan akan lahir dari sebuah tanggung jawab, tumbuh dan berkembang jika kita senantiasa menyirami dan memupuknya. Ucapan anda untuk istri yang tercinta, "Aku merindukanmu sayang.." adalah sisi keindahan yang terlahir dari tanggung jawab yang tidak pernah membosankan dan meletihkan jika anda sampaikan dengan ketulusan dan penghormatan. Istripun merasa ditengah letih dan lelahnya seharian bekerja merasa adanya perhatian dan kasih sayang dari suami yang dicintainya, dengan harap-harap cemas dengan kerinduan yang tiada tara, dirinya merasakan anda sebagai suami sedang mempersiapkan sesuatu yang istimewa. Dirinya merasa begitu sangat spesial dan hati anda yang merindukannya akan menyentuhnya dengan kelembutan.

Maka berbahagialah! Anda akan disambut oleh istri yang anda cintai karena dia yakin bahwa anda mencintainya dan tanggungjawab anda sebagai seorang suami yang anda tunaikan adalah untuk membahagiakan dirinya dan anak-anak maka dia akan mematuhi apapun jika anda memerintahkan kebaikan untuk kehidupan keluarga karena istri percaya bahwa anda bekerja keras diluar rumah demi keluarga dan istripun dengan penuh cinta dan kasih sayang menjaga amanah keluarga. Tatapan anda di malam hari ini penuh kelembutan dan istripun juga menatap mata anda dengan penuh kelembutan, terucap kata-kata mesra, "Aku merindukanmu sayang.." Istri menjadi tersipu malu mendengarnya, maka Allah memandang anda dan istri anda dengan pandangan penuh rahmat. Disinilah kebahagiaan dan ketenteraman keluarga berada.

"Apabila seorang suami memandang istrinya dengan kasih sayang & istrinyapun memandang dengan kasih sayang maka Allah memandang keduanya dengan pandangan kasih sayang. Bila suami memegang telapak tangan istrinya maka dosa-d0sa keduanya berguguran dari celah jari tangan keduanyanya." (HR. Rafi'i)

Wassalam,
M. Agus Syafii
Rabu, 17 Agustus, 2011 11:08
==== =================


2.Cinta Yang Suci



Cinta yang suci begitu indah dan mempesona. Apabila orang yang kita cintai jatuh terpuruk melakukan kesalahan kemudian kita mampu memaafkan, menguatkan dan memberikan semangat untuk menjaga diri agar tidak terperosok pada lubang yang sama, karena kekuatan cinta sanggup memulihkan orang yang kita cintai dari keterpurukan. Cinta yang sanggup memulihkan apabila dilandasi dengan kekuatan cinta yang hanya berharap menggapai keridhaan Allah. Itulah yang terjadi pada seorang ibu, siang itu bagai tersambar petir hatinya terasa perih, tubuhnya lemas, dihempas gelombang kehidupan, dunianya seolah runtuh, bagaimana mungkin, pernikahan yang dibina belum genap tiga tahun dengan bayi mungilnya, tiba-tiba sang suami mengajukan gugatan cerai. Pernikahannya relatif tidak ada permasalahan yang berarti. Terasa masih segar diingatannya. Ketika sang suami pamit untuk dinas keluar kota. Selama beberapa waktu. Kerinduan terobati lewat hape, terkadang SMS, semuanya berjalan begitu terasa indah. Sampai kemudian suami mulai susah dihubungi. SMS tidak pernah lagi dibalasnya.

Meskipun demikian sebagai seorang istri, dirinya tidak pernah berprasangka buruk terhadap suami. 'Mungkin memang benar-benar sibuk' pikirnya. Hari demi hari dilalui tanpa ada kabar dari suami. Hatinya menjadi gundah. Apalagi bila ditanya tentang keberadaan suami oleh teman-teman di kantornya, ia menjadi bingung bagaimana harus menjawab. Sampai kemudian, datanglah surat gugatan cerai. 'Astaghfirullah,' ucapnya terpekik, sebelum limbung dan akhirnya jatuh pingsan. Setelah terbangun dari pingsannya, dunia menjadi terasa suram dan gelap gulita.

Tiap hari dirinya menangis sehingga matanya menjadi sembab dan terlihat cekung, bayi mungilnya menjadi sering rewel dan menangis. sampai akhirnya ia bersama ibunda dan sang buah hati tercinta datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh dengan harapan Allah berkenan memberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup. Ditengah kesedihan yang sangat mendalam, terasa mendapatkan kekuatan di dalam dirinya untuk mendatangi gugatan cerai suaminya di pengadilan agama. Sungguh diluar dugaan, disaat sidang pengadilan agama. Sang suami bersedia mencabut gugatan cerai apabila istrinya bersedia memaafkan dan menerimanya kembali. Air matanya berlinang. Kepalanya mengangguk. Bayi mungil itu dipeluknya. Tak kuasa isak tangis disaat sang suami mengakui bahwa dirinya melakukan kesalahan dengan tidak menjaga kesetiaan cinta dan kasih sayangnya.

Cintanya sebagai seorang istri benar-benar mampu memulihkan. Menghadirkan kebahagiaan bagi keluarga, bersama suami dan sang buah hati karena mengembalikan posisi suami seperti semula, tidak lagi mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu. Hatinya memiliki kekuatan cinta yang begitu besar yang berharap untuk meraih keridhaan Allah bagi keluarganya, mampu memberikan dorongan dan semangat kepada suami agar tidak terperosok pada kesalahan yang sama. Itulah cinta yang membahagiakan.

'Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.' (QS. ath-Thalaq : 4).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Rabu, 17 Agustus, 2011 22:18

========= ==============

3. Air Mata Kasih Sayang


Laki-laki separuh baya matanya menerawang menatap kedepan. Tak ada suara dan kata yang terucap, Wajahnya nampak sejuk dan damai. Air matanya mengalir begitu saja tanpa terasa. Air mata seorang suami yang mencintai istri dan anaknya. Tak ada hidup yang sempurna tanpa ujian dan cobaan. Awal perjalanan hidupnya datar dan lurus lalu menanjak mencapai kesuksesan dalam karier, Allah memberikan kemudahan. Pernikahannya penuh kebahagiaan. terasa semakin lengkap dengan kehamilan istri tercintanya. Buah hati yang didambakan bagi seluruh anggota keluarganya namun toh, Allah memiliki rencana lain.

Putra pertamanya, hanya bertahan 24 jam berjuang bertahan hidup. Kejadian itu benar-benar membuat hidupnya merasa terpuruk dalam kubangan yang penuh lumpur, terasa sesak untuk bernapas dan membuat perih dihati. Selama berbulan-bulan beliau mengurung diri meratapi sang buah hatinya yang telah pergi. Sungguh tak terduga. Kehilangan itu terjadi justru dipuncak kesuksesan kariernya. Kejadian itu menguji keimanannya bahkan terkadang menggugat keberadaan Allah, 'Kenapa Allah tidak adil pada kami?' begitu ucapnya. Ujian keimanan berikutnya, justru menimpa pada istrinya. Istrinya terserang kista dirahimnya. Dokter memvonis istrinya berisiko tinggi jika hamil lagi. Tentu saja sebagai suami hal itu membuatnya sangat terpukul dengan pernyataan itu. Dia teringat bagaimana masa2 indah dilalui berdua & dirinya sangat khawatir terhadap kondisi sang istri. Kemudian dia berinisiatif untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia. Sungguh menakjubkan, ternyata kista istrinya bisa sembuh tanpa harus operasi. Terlebih kehamilan yang kedua telah membuat hidupnya menjadi terasa bahagia. Kelahiran anak yang dinanti memhiasi indah hidup ini dengan penuh syukur.

Dua cobaan hidup yang begitu terasa berat semakin menyadarkannya agar semakin mendekatkan diri kepada Allah. Terlebih dengan kehadiran sang buah hati, seolah diberikan anugerah yang terindah. Disaat dia melihat istri dan sang buah hatinya tertidur lelap. Kesejukan hatinya dipenuhi rasa syukur kepada Allah menyatu dalam cinta dan tanggung jawab sebagai seorang suami. Air matanya yang bening mengalir terlihat indah. Air mata kasih sayang seorang suami yang mencintai dengan setulus hati istri dan anaknya. Limpahan kasih sayang Allah menjadikan kebahagiaan dan ketenteraman keluarganya. "Apabila seorang suami memandang istrinya dengan kasih sayang & istrinyapun memandang dengan kasih sayang maka Allah memandang keduanya dengan pandangan kasih sayang. Bila suami memegang telapak tangan istrinya maka dosa-dosa keduanya berguguran dari celah jari tangan keduanyanya." (HR. Rafi'i)

Wassalam,
M. Agus Syafii
Kamis, 18 Agustus, 2011 10:08
============ =================

4. Bahagianya Menjadi Penyelamat Keluarga



Sungguhnya bahagianya di dalam hidup ini apabila kita bisa menjadi penyelamat bagi keluarga kita. Ditengah bahtera keluarga kita yang mengarungi samudra kehidupan dihempas badai, kita merasa tak sanggup menanggung beban yang menekan diri kita. Kita sakit, terluka dan menderita akibat pengkhianatan, penghinaan dari pasangan hidup kita, kita ingin segera semua berakhir dengan cara meninggalkannya. Begitulah banyak orang yang lebih suka mengambil jalan pintas. Bukankah hidup ini jauh lebih indah dan membahagiakan apabila kita menjadi penyelamat bagi keluarga kita dengan memaafkan, menguatkan dan memberikan semangat agar tidak terperosok pada lubang yang sama, karena kekuatan cinta sanggup memulihkan orang yang kita cintai dari keterpurukan. Itulah yang dialami seorang ibu. Pernikahannya diujung tanduk. Hatinya menjadi galau dan gundah namun tak larut dalam kesedihan. Berkat kerja kerasnya kebutuhan anak-anaknya yang ditinggal suaminya bisa diatasinya. Seolah berjalan dengan terseok-seok perlahan-lahan kondisi ekonomi keluarganya bisa bangkit membaik. Usaha yang dirintisnya berkembang pesat mengalami kemajuan.

Sampai pada suatu peristiwa yang membuat hatinya terkejut, putranya yang bungsu jatuh sakit kejang-kejang dan paru-parunya infeksi. Pada saat itu juga dilarikan putranya ke rumah sakit. Dalam keterpurukan dirinya terasa sakit, menyesakkan. Wajahnya memerah berlinangan air mata. Hatinya begitu hancur, remuk redam. Suaminya pergi, anak sedang sakit sementara ia harus juga terus mencari nafkah untuk anak-anaknya. 'Ya Allah, begitu berat cobaan hidupku ini,' ucapnya lirih. Dia sedang putus asa karena masalah tiada kunjung berakhir. Pada saat itu kedatangannya ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh, memohon kepada Allah untuk kesembuhan putranya dan keutuhan keluarga.

Keajaiban itu terjadi ketika dirinya sedang menjaga putranya di Rumah Sakit, dokter mendatanginya dan mengatakan, 'Besok putra ibu boleh pulang.' Ia merasakan bahwa semua itu terjadi atas kehendak Allah. Anugerah Allah tidak sampai disitu. Suami yang meninggalkan dirinya dan anak-anaknya tiba-tiba pulang, bersimpuh dipangkuannya meminta maaf karena telah meninggalkannya pergi. Buah ketakwaannya kepada Allah membuat dirinya memaafkan kesalahan suami. Sejak itu kehidupan rumah tangga mereka berubah. Kesabaran ia sebagai seorang istri membuahkan hasil, anak-anak dan suaminya telah berubah menjadi lebih baik dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Banyak orang bersyukur pengorbanan dirinya terutama mampu memaafkan suami yang telah menyakiti hatinya telah menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Wassalam,
M. Agus Syafii

Kamis, 18 Agustus, 2011 22:49

===========b===========

5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar