Minggu, 11 September 2011

Bidadari Words "Krishnamurti"

Agar tiba di Roma pagi hari...

#2 NLP itu Ilmu Memodel

Saat menjadi seperti bayi kembali, “broad-band”lah kerja pikiran ini….
Saat ketidakberdayaan dijumpai, jadikan saja sebagai solusi.
(Oleh Istoto Suharyoto)



Sukses mencapai tujuan, bukanlah akhir

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa saat Anda dapat mencapai dan mewujudkan satu tujuan, maka tujuan berikutnya sudah menanti menjadi fokus Anda, untuk segera wujudkan menjadi sukses anda berikutnya menyusul sukses-sukses anda sebelumnya. Beberapa orang bahkan mampu fokus untuk beberapa tujuan sekaligus, seperti Anda, juga bisa lakukan dengan lebih optimal capaian tujuan sukses Anda. Ya benar, saat sadari diri Anda diciptakan dengan penuh cinta oleh Sang Pencipta dalam keadaan sempurna, dalam diri Anda sekaligus sudah tersedia sumberdaya segala kemampuan untuk wujudkan sukses Anda masing-masing, jadi Andalah pemilik hak sukses.

Karena banyak jalan menuju Roma,
Maka pilihlah jalan yang paling efektif.
Agar bisa tiba di Roma pada pagi hari…
(Krishnamurti Words)



Setelah berhasil menemukan Hotel Bangkok Palace, peserta berkumpul di sebuah ruangan tempat penerimaan tamu rombongan, persis seperti yang saya bayangkan tadi waktu jalan kaki menuju hotel ini. Bagi yang tidak berpuasa tersedia air minum kemasan bersuhu dingin menyegarkan. Setelah di cek bagaimana proses belajar selama perjalanan dan mendapatkan informasi insight dari setiap pasangan, tugas untuk tujuan selanjutnya sudah menanti.

Waktu menunjukkan pukul 15.30 waktu Bangkok (sama dengan Jakarta). Oleh Mas Krishna diundang seorang Pemandu Wisata masuk ke dalam ruangan, diperkenalkan sebagai Mr. Thano. Beliau ini dapat berbahasa Indonesia, namun kali ini oleh Mas Krishna dilarang untuk berbahasa Indonesia. Apa maksudnya?

Saat muncul rasa ingin tahu,
maka sirnalah rasa tidak tahu.
(Bidadari Words)



Sekarang peserta silakan kembali menjadi anak-anak seperti Nara (Narawangsa adalah anak bungsu Mas Krishna yang juga di ajak dalam kegiatan ini). Ia sedang belajar bicara, senjata ampuhnya adalah sebuah pertanyaan sakti, yaitu; “Itu apa?” dan apapun informasinya ia serap, bahkan saat sambil menanti berkumpulnya peserta tadi Nara sudah bertemu dengan anak Thailan seusia dengannya, dan mereka sudah bermain bekerjaran dengan bahasa masing-masing… dan mereka saling mengerti. Ya benar… anak-anak pikirannya bekerja secara “broad-band” tanpa hambatan, semua informasi masuk begitu saja. Nah inilah maksudnya, setiap peserta kembali diharapkan jadi anak-anak, masuk ke dalam keadaan “Knowing-nothing state”, serap pelajaran bahasa Thailan secara kilat dan singkat ini.

Anak manusia memang monyet.
Monyet Tailan, monyet Indonesia, yaaa monyet.
(Ha ha ha Words)


Selanjutnya, tulisan ini bukan bermaksud mengajak pembaca untuk belajar bahasa Thailan, tetapi bagaimana metode belajar bahasa secara cepat. Setelah Mr. Thano memperkenalkan diri dan menyapa dengan sapaan “Swaas dee kaaap…”dimaksudkan sebagai “Selamat jumpa”, meminta dengan kode supaya semua peserta menirukannya sampai bagaimana tubuh dan mukanya pun persis harus ditirukan, maka terdengar peserta menirukan; “Se ba dee kaaa… (kaaap, untuk pria).

Saat tertarik, yang sulitpun jadi menarik
(Bidadari Words)


Ya, NLP adalah ilmu untuk memodel (bukan meniru, tetapi menguasai suatu kompetensi seseorang dengan cepat). Bagaimana hal itu dilakukan? Simak dengan cermat ya. Pertama haruslah dipahami apa keyakinan (belief ) orang yang hendak kita model mengenai kompetensinya, 2. Ikuti secara fisiologis, 3. Tirukan verbal, vokal dan visual bagaimana ia berkomunikasi, 4. Bagi yang sudah memahami tentu dapat melakukan “Trance-in” bagi dirinya bahkan sampai keadaan “Deep waking trance” dalam menirukan hingga urat syaraf halus (litle muscle movement) dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang sedang kita model.

Walau kita meniru yang salah,
jika kita tidak tahu yang salah,
maka mana bisa disebut salah, bukan?
(Krishnamurti Words)


Benar saja, Mr. Tano melanggar larangan Mas Krishna, ia menggunakan bahasa Indonesia untuk menjelaskan sebuah Value/nilai yang diyakini Bangsa Thai, yaitu “Ramah”, maka segala tutur kata harus dikatakan dengan volume halus dan sikap tubuh sopan serta penuh senyum. Ini namanya belief yang harus dipahami dan dilakukan oleh siapa saja yang hendak dengan mudah kuasai bahasa Thai. Sekali lagi Mr. Thano memberi contoh dan diturukan oleh peserta Thai-Quantum “Swaas dee, kaap….” Dilakukan dengan suara lembut, wajah sumringah penuh senyum dan badan sedikit membungkuk sampai setengah badan disertai meletakkan kedua telapak tangan di dada seperti mau menyembah…. Luar biasa, peserta ikuti semua dengan persis… dan balasannya terlihat wajah Mr. Thano puas…

Begitulah, akhirnya peluru utama diberikan, mulai dari pertanyaan ; “Ini apa?”, “Ini harganya berapa?” “Boleh kurang?”, kemudian diajarkannya angka 1, 2, 3, 4 sd. 10, 15, 20 sd. 100, 150 dst. Ya benar… sekali lagi, saya memang tidak bermaksud mengajak Anda belajar bahasa Thai di sini, tetapi bagaimana belajar dengan mudah dan cepat. Tepat pukul 16.15, peserta dengan senjata bahasa yang ada, di tugasi untuk keluar bersama pasangannya, bagi yang tidak berpuasa sekaligus mekan siang.

Menjadi bisa, mampu dan berdaya, hanyalah sebuah pilihan.

Mungkin Anda tahu, bahwa di luar sana banyak orang mengatakan, saya tidak bisa ini, atau saya nggak mau begitu….iya-kan? Nah, orang-orang seperti itu sedang dengan yakin mengatakan inkompetensi dirinya, saya yakin Anda tidak melakukan hal itu.

Apa bedanya Anda dengan orang seperti di luar sana? Anda justru melihat dan merasakan, bahwa keadaan di mana Anda tidak berdaya, tidak mampu, adalah solusi untuk menemukan jalan terobosan perbaiki hidup Anda. Benar saja, dengan ketidak mampuan berbahasa Thai, sementara Bangsa Thai jarang yang bisa berbahasa Inggris, maka keadaan ini memacu seluruh peserta Thai-Quantum untuk berbaur masuk ke gang-gang melakukan transaksi dengan bahasa Thai yang baru saja dipelajari.


Saat tangan kiri minta bantuan karena susah,
Pasti tangan kanan menyambut gembira.
(Bidadari Words)

Pelajaran dalam hidup kita, hanya segera terakusisi sebagai kompetensi saat kita memiliki sikap “kumudu-kudu” (Jawa), seharus-keseharusannya segera dilakukan karena diperlukan sebagai solusi hidup kita. Sementara semua peserta tersebar, menemukan berbagai keperluan mereka, beberapa memesan makanan karena tidak puasa untuk makan siang (walau sudah sore), dan beberapa belanja buah dan makanan atau keperluan lainnya, maka terlaksanalah proses belajar bahasa dengan mengalami langsung.

Benar saja, dalam waktu satu jam, semua peserta kembali ke ruang pertemuan, dan melaporkan apa yang mereka peroleh. Ada yang dapat perbendaharaan kata baru, ada yang dapat menawar harga dan ada yang ambil jalan pintas, belanja di Seven-Eleven hahaha… Perkembangan luar biasa.

Demikianlah, kalau Anda mau, apapun pasti bisa, jadikan saja solusi setiap ketidak berdayaan Anda hadapi tantangan mencapai setiap tujuan Anda, iya-kan?

Jogjakarta, 20 Agustus 2011

Istoto, Peserta tertua Thai Quantum

NB: Tulisan di atas adalah murni tulisan Mas Istoto, bagian “Bidadari Words” atau “Krishnamurti Words” juga “Ha ha ha Words” tambahan dari saya. Mas Istoto adalah salah seorang Motivator yang akan bersama Anda dalam Workshop: “Quantum TranceMotivator” yang akan diselenggarakan pada:

Kamis-Jumat, 8-9 September 2011


Minggu, 21 Agustus, 2011 23:21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar