Jumat, 16 September 2011

Art-Living Sos 2011 (A-8 Sirsak...Si Kantung Asam)

Oleh:  Ietje Sri Umiyati Guntur
SIRSAK …SI KANTUNG  ASAM…
Dear Allz…
 
 
Apa kabaaarrr…teman dan sahabat-sahabatku ??? Sehat-sehat khaaannn ? Menjelang akhir bulan Ramadhan ini memang semakin banyak godaan…Selain godaan  kesehatan yang boleh jadi menurun, juga godaan belanja yang memajang diskon besar-besaran…hehe…
 
Apakah teman dan sahabatku saat ini sedang menikmati liburan ? Atau justru sedang jungkir balik menikmati rumah yang ditinggal mudik oleh asisten rumah ? Atau teman dan sahabatku juga sedang dalam perjalanan mudik ke kampung halaman ? Di mana pun sahabatku berada…saya hanya dapat berdoa, semoga selamat di perjalanan hingga tiba di tempat tujuan…
 
Yang penting, jaga kesehatan. Bagi yang menjalankan ibadah puasa, tetaplah jaga diri dengan makanan dan minuman yang bergizi. Jangan mudah tergoda dengan makanan yang justru dapat menurunkan daya tahan tubuh. Salah satu yang paling penting adalah tetap mengkonsumsi buah-buahan segar, agar tubuh kita tetap fit pada saat merayakan hari kemenangan beberapa saat lagi.
 
Naaaah, mumpung kita ngobrol tentang kesehatan dan buah-buahan…saya mau cerita sedikit tentang si Kantung Asam yang hebat…Haaa ??? Kantung asam ? Apalagi itu ? Ayooo tebaaaakkkkk…!!! Buah apakah itu gerangan ??? hihiiiii….
 
Daripada penasaran…saya sajikan saja buah ini kehadapan teman dan sahabatku. Mana tahu, nanti juga menjadi inspirasi untuk menu berbuka puasa….Silakaaaan…selamat menikmati…..
 
Semoga berkenan…
 
 
Pojok Bintaro, 27 Agustus 2011
Salam hangat,
 
 
Ietje S. Guntur
 
 
♥♥♥
 
 
SIRSAK …SI KANTUNG  ASAM…
 
Hari libur. Hari bersantai.  Setelah beberes rumah, termasuk  menata ulang koleksi buku yang semakin merambah setiap sudut kamar, saya pun berleha-leha.  Selonjoran di sofa, yang sudah semakin kehilangan keempukan bantalannya….tapi tetap nikmat untuk merebahkan diri dan mencari inspirasi.
Tiba-tiba Pangeran Remote Control mengajak saya ke luar. “ Jalan-jalan, yuk…Bosan nih di rumah .”
“ Adduuuhh…lagi pengen selonjoran !” sambut saya , kurang antusias. Begini niiih…giliran kita pengen selonjor, beliau pengen mengukur jalan…hiikss…
“ Lihat-lihat toko bangunan. Ada yang mau dibeli.” Bujuknya lagi. Waah, toko bangunan ? Mau beli apa, ya ? Otak saya langsung berputar cepat. Mengidentifikasi keperluan di rumah.
“ Oke deeeh…kayaknya ember cucian juga mesti ditambah. Yang lama sudah ada yang pecah. Sama mau nambah stok lampu. Yang di luar sudah mulai pudar cahayanya.” Sambut saya. Sekali ini dengan antusias. Begitulah…kalau urusan keperluan rumah, semangat saya langsung bangkit... Dan dalam sekejap saya melompat. Bersiap-siap…lalu dengan gesit mengikuti Sang Pangeran…hihiii…
 
 
Puas belanja, kami pun mampir di sebuah restoran yang terdapat di lingkungan pertokoan itu. Tanpa terasa, tadi lebih dari dua jam berkeliling , pegang ini itu…dan akhirnya menyisakan kaki yang pegal dan tenggorokan yang terasa haus.
“ Mau pesan minum dulu, ach…!” usul Pangeran sambil mengambil daftar menu. “ Aku pesan jus sirsak !”
“ Hmh…aku jus apa, ya ?” saya masih berpikir-pikir. Jus sirsak atau jus semangka ?
“ Udah, samakan saja,” bujuk Pangeran lagi. Saya menggeleng. Di siang hari bolong dengan rasa haus yang menyengat ini saya butuh sesuatu yang lebih kuat. Dan akhirnya saya memilih jus campur-campur…terdiri dari 3 jenis buah-buahan…termasuk si Sirsak tadi…hehe…yang konon katanya dapat mengembalikan stamina seketika.
Tidak lama pesanan pun datang. Pangeran menyeruput jus sirsak kegemarannya, dan saya menikmati jus 3 rasa yang segar dan nikmat… hmmh…nyam-nyam…Masing-masing tenggelam di dalam pilihannya. Dan sejenak melupakan kelelahan kaki yang pegal setelah menyusuri toko begitu lama.
 
 
Ngomong-ngomong soal jus sirsak, sebetulnya duluuuuu sekali itu adalah kegemaran saya. Bukan hanya jus, tapi buah sirsak yang dipetik langsung dari pohon, bisa saya makan dengan santai. Hanya dengan merobek kulitnya yang menggerutul dan tidak mulus dengan hiasan duri-duri halus yang lunak. Lalu menarik isinya yang putih dan berasa asam manis segar. Buah itu dimakan begitu saja, dengan sedikit rasa getah yang masih melekat.
Saya ingat, semasa masih tinggal di Medan, di halaman rumah kami ada beberapa batang pohon sirsak yang buahnya sangat lebat. Tidak pernah berhenti berbuah sepanjang tahun. Bahkan saking lebatnya, buah itu sampai hampir menyentuh tanah. Begitu mudahnya berbuah, sehingga kami selalu panen buah sirsak hampir setiap hari. Dan ibu saya yang kreatif pun sering mengolahnya menjadi minuman yang segar dan lezat cita rasanya.
Setiap tamu yang datang, bila ada buah yang matang, akan disuguhi jus sirsak. Mereka biasanya sangat senang, karena rasa dan aromanya sangat menyegarkan. Tidak jarang mereka meminta tambahan…karena mereka tahu di pohon masih banyak yang bergantungan.
Tak hanya untuk tamu di rumah. Ketika saya merayakan ulangtahun di sekolah TK , ibu saya membawakan sirup sirsak buatan sendiri. Pada saat itu saya merasa sangat aneh, karena biasanya sirup yang terkenal di Medan adalah sirup buah markisa. Tetapi teman-teman saya sekelas, yang belum pernah merasakan sirup sirsak berebutan dengan hebohnya… Olalaaa…..Ternyata sirup sirsak buatan ibu saya memang luar biasa…
Kadang-kadang…bila sedang rajin dan ada waktu, ibu saya juga membuat selai dan dodol dari buah sirsak ini. Kata ibu saya, dari pada ngemil permen yang hanya berisi gula, lebih baik makan dodol sirsak…Padahal sih, saat itu saya kurang doyan dengan dodol yang berasa asam manis itu. Lebih enak permen gula kelapa yang manis gurih…hahaha…dasar anak-anak…
Ketika saya melanjutkan kuliah ke Bandung, ada saat-saat saya merindukan buah sirsak yang segar dan harum, langsung dipetik dari pohonnya. Tapi apa boleh buat, di sini tidak ada tetangga yang memiliki pohon sirsak seperti di rumah kami . Saya ingat, pernah bilang begini ke Budhe saya ,” Di mana ya, bisa minta buah sirsak ?”
Budhe saya, kala itu melihat wajah saya dengan heran. “ Minta buah sirsak ? Mana ada. Ya, beli saja di pasar .”
Saya sempat heran. Kok buah sirsak dijual di pasar ? Dulu, begitu berlimpah buah sirsak di halaman rumah saya atau rumah tetangga , sehingga siapa pun yang menginginkannya boleh memetiknya sendiri. Sesuai dengan keperluannya. Sekarang saya harus membeli di pasar ? Alamaaakk… sedihnya… Bukan hanya soal membeli, tapi juga kondisi buahnya  kadang sudah layu dan tidak segar lagi…uuuh…
 
 
Berbicara mengenai buah sirsak ini , sebetulnya buah ini bukan asli Indonesia. Dia berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Buah sirsak yang berasal dari kata zuurzak alias kantung asam – dalam bahasa Belanda, diimport oleh pemerintah Hindia Belanda ke Nusantara sekitar abad 19. Itu juga sebabnya buah sirsak ini atau nama latinnya Annona muricata L dikenal masyarakat dengan sebutan buah nangka Belanda atau durian Belanda.
Kecocokan lahan dan cuaca membuat tanaman import ini mudah disebarkan di seluruh Nusantara. Sehingga di berbagai daerah pun buah ini beradaptasi dengan nama-nama seperti nangka sebrang, nangka landa (Jawa), nangka walanda , sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), deureuyan belanda (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa (di Lampung).
Selain di tanam di halaman rumah, buah sirsak ini juga dapat ditanam secara komersil untuk diambil buahnya. Tinggi pohonnya yang dapat menjulang hingga 7-9 meter membuat tanaman ini juga cocok sebagai tanaman pelindung. Konon pohon sirsak bisa berbuah cukup lama hingga 15-20 tahun. Dan ternyata, dari pembentukannya buah sirsak bukan buah sebenarnya, alias kumpulan buah-buah ( buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Dalam bahasa modern sekarang barangkali bisa juga disebut buah apartemen…alias satu gedung banyak kamar…huehehe...* Mengarang Mode On *..
Karena rasanya memang segar dan maknyus, dan belakangan juga diyakini memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, maka buah yang tadinya terhampar begitu saja di halaman rumah saya sudah naik kasta menjadi minuman yang bergengsi.  Tidak hanya di warung dan restoran, tetapi sudah tersedia juga di hotel-hotel berbintang dengan nama keren Soursop Juice.
Sssttt…bukan hanya rasa segar saja yang membuat si Kantung Asam ini naik kelas… Buah sirsak mengandung banyak karbohidrat, terutama fruktosa. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak. Bahkan bijinya yang beracun dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya. Naah…hebat khan ?
Daunnya ? Itu pun sangat bermanfaat. Akhir-akhir ini cukup santer diberitakan bahwa daun sirsak dapat menjadi obat anti kanker. Dan secara empiris sudah cukup banyak bukti yang akurat…Wooww…!! Pantesan saja, sekarang si Soursop alias Kantung Asam ini jadi inceran. Dia pun tidak lagi dipandang sebelah mata. Tidak bisa lagi bisa diminta dengan suka rela ke rumah tetangga…hmmh…
 
 
Melihat sisa jus sirsak di gelas Pangeran Remote Control , saya merenung.
Si Kantung Asam alias buah Sirsak hanya buah sederhana yang bisa tumbuh di mana saja di Indonesia. Dia tidak manja dan tidak butuh perlakuan khusus. Dia pun tidak repot-repot menunggu musim seperti banyak saudaranya yang menjadi buah musiman. Tapi khasiat yang dibawanya sangat luar biasa…dan sangat banyak manfaatnya…
Barangkali kita bisa belajar dari guru kehidupan ini. Si Kantung Asam asal mancanegara yang membumi dengan selera Nusantara. Tak hanya itu, dia pun memberi harapan bagi banyak penderita penyakit mematikan semacam kanker.
Dia luar biasa…tapi toh tetap sederhana. Tetap buah sirsak yang kulitnya tidak mulus. Tetap buah sirsak yang rajin berbuah dan tak putus memberi hasil sepanjang tahun.
Seandainya saja…kita memiliki ilmu seperti ilmu sirsak, ilmu si Kantung Asam…yang dapat bermanfaat setiap hari, setiap saat, dari segenap tubuh dan intisarinya…Yang rela memberikan tanpa pamrih dan  berharap untuk kembali  lagi…
Semoga saja…
 
Jakarta, 27 Agustus 2011
Salam hangaaat,
 
Ietje S. Guntur
 
Special note :
Terima kasih untuk Ma tercinta…ilmu sirsak yang dulu Mama berikan ternyata mengalir hingga saat ini…Maafkan aku, karena pernah marah-marah disuruh minum jus sirsak setiap kali kena pilek atau flu…hehe…* Dulu bosaaan banget !*…Terima kasih juga untuk sahabat-sahabat kecilku di Medan dulu…Anton, Tiar, Donty, Pendi, Agus, Len, Ana, Yul…yang menyantap sirsak seperti menyantap kue…Pantesan kita dulu tahan bantingan, ya…ternyata kita sudah dilindungi oleh vitamin dari buah yang luar biasa..:D

Jumat, 26 Agustus, 2011 23:08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar